Tentang Proses Menuliskan Apapun
Tentang menulis adalah hal yang sangat berat saya rasakan apabila tanpa teknik, tanpa konsep berpikir yang jelas, dan tanpa arah alur mau dibawa kemana. Kita tidak tahu harus memulai dari mana, akan dijalankan seperti apa, bagaimana teks dalam perjalanan dan kapan harus berhenti untuk mengukur keadaan sampai akhirnya mampu menarik semua dalam kesimpulan-kesimpulan yang masuk akal. Ya, menulis adalah sebuah kerja yang perlu untuk kita sistematisasi dari awal. Ia adalah kerja terorganisir yang tidak bisa anarkis semaunya sendiri karena teks adalah jalinan yang mempunyai mekanisme tertentu. Sekali lagi, menulis perlu dimulai semenjak dari awal dengan suatu optimisme bahwa dalam menuliskan sesuatu itu bakal ada kemungkinan menemukan suatu keadaan yang baru. Menulis menjadi proses yang harus dimulai dengan mencari fakta dan data yang perlu untuk saling dibenturkan dengan hal-hal yang bertentangan sehingga terjadi suatu kemungkinan akan eksplorasi hal baru. Itulah kepuasan dalam menulis secara produktif! Bahwa menulis bukan sekedar hobi atau kesukaan, melainkan sebuah proses kreatif yang memakan banyak pemikiran dan keseriusan yang mengiming-imingi kepuasan saat kita secara serius dan betul hingga menghasilkan sesuatu yang melebihi kemungkinan awal sebatas keisengan atau hobby.
Menulis tanpa ada konsep, teknik, dan arah gagasan hanya akan membuat kita kebingungan seperti kita memasuki sebuah medan tempur tanpa bekal, tak tahu mana yang lawan atau kawan. Menulis seperti itu hanya akan menghasilkan karya yang dalam dirinya mengandung suatu paradoks yang tidak ada ujung-pangkalnya. Blind! buta dan yang tergambar di pandangan kita hanya adalah kegelapan. Menulis asal menulis hanya akan menghasilkan karya yang terhenti, mengalami 'kemandegan' baik dari segi teknik, isi maupun manfaat. Menulis yang baik adalah memenuhi jawaban dari panggilan jiwa yang selanjutnya menarik kita masuk dalam jalinan logika teks yang rumit, namun menarik untuk menguraikannya satu per satu. Merangkai teks adalah kerja menyajikan kerumitan gagasan, ide atau pemikiran dengan ritme yang semakin lama akan menjadikan kita akrab dan semakin handal dalam mengolah bahasa.
Kita perlu keluar dari jebakan menulis dengan melakukan kontemplasi mendalam sebelum menulis, melakukan persiapan agar segenap kapasitas berbahasa, ide dan analisa serta alur bagaimana menjalin teks terang sejak awal. Proses menulis akhirnya tidak dapat dilepaskan dari proses dialektik mempertemukan antara sesuatu yang menjadi tesa dengan antitesa sehingga tercipta integrasi dalam sintesa. Bahwa menulis dapat mudah dan berhasil kalau dari awal kita tahu segala seluk beluk ayang akan kita tulis, serta bagaimana proses benturan antara satu teks dengan teks yang lain itu adalah terkait hal-hal yang nyambung dan masuk akal untuk ditulis dalam sebuah artikel, pusi, cerpen novel, dll. Akhirnya yang diperlukan adalah melakukan bentuk harmonisasi antara satu kalimat dengan kalimat sampai ditemukan mediasi yang tepat.
Membuat sebuah tulisan yang sinambung adalah mencari jalinan antara judul dengan paragraf awal, kemudian mencari korelasi antarparagraf, kemudian dari paragraf ke paragraf yang sudah terjalin itu, kita kembali menelaah tentang jalinan dan keterhubungan kalimat-kalimat sehingga menjadi sebuah jalinan yang indah. Judul tulisan-paragraf ke paragraf-kalimat ke kaimat - kata ke kata. Kalau tulisan terus ada jalinan terorganisir seperti itu sebuah tulisan akan mengarah kepada suatu yang harmonis, padat dan hidup karena secara internal ia telah hidup dalam kesempurnaan di dalamnya. Tulisan dengan jalinan yang rumit namun penuh dengan kelenturan akan mampu menarik daya imaninasi dan rembug dari pembaca namun yang lebih penting adalah ia akan cepat beradaptasi dengan setiap keadaan.
Tulisan tanpa ada sebuah harmony bakal menyisakan lubang pertanyaan dalam keterhubungan judul, tubuh paragraf, kalimat serta kata. Dalam berjalan tulisan tanpa korelasi yang tepat akan menerima ganjalan seperti sebuah sepeda motor yang terganjal batu-batu bahkan paku. Menulis indah adalah membuang semua paku dan batu-batu dari medan tulisan terlebih dahulu, karena ia akan menjadi pengganggu bahkan membuat rencana awal tulisan kita berputar ke lain arah dari yang kita rencanakan semenjak awal. Kembalikan tulisan pada niat awal, pada jalinan cinta yang kita inginkan semenjak awal ingin menulis. Biarkan dan turuti mau sampai dimana gagasan kita akan mengalir dan menemui pangkal akanan.
Membuat sebuah tulisan yang sinambung adalah mencari jalinan antara judul dengan paragraf awal, kemudian mencari korelasi antarparagraf, kemudian dari paragraf ke paragraf yang sudah terjalin itu, kita kembali menelaah tentang jalinan dan keterhubungan kalimat-kalimat sehingga menjadi sebuah jalinan yang indah. Judul tulisan-paragraf ke paragraf-kalimat ke kaimat - kata ke kata. Kalau tulisan terus ada jalinan terorganisir seperti itu sebuah tulisan akan mengarah kepada suatu yang harmonis, padat dan hidup karena secara internal ia telah hidup dalam kesempurnaan di dalamnya. Tulisan dengan jalinan yang rumit namun penuh dengan kelenturan akan mampu menarik daya imaninasi dan rembug dari pembaca namun yang lebih penting adalah ia akan cepat beradaptasi dengan setiap keadaan.
Tulisan tanpa ada sebuah harmony bakal menyisakan lubang pertanyaan dalam keterhubungan judul, tubuh paragraf, kalimat serta kata. Dalam berjalan tulisan tanpa korelasi yang tepat akan menerima ganjalan seperti sebuah sepeda motor yang terganjal batu-batu bahkan paku. Menulis indah adalah membuang semua paku dan batu-batu dari medan tulisan terlebih dahulu, karena ia akan menjadi pengganggu bahkan membuat rencana awal tulisan kita berputar ke lain arah dari yang kita rencanakan semenjak awal. Kembalikan tulisan pada niat awal, pada jalinan cinta yang kita inginkan semenjak awal ingin menulis. Biarkan dan turuti mau sampai dimana gagasan kita akan mengalir dan menemui pangkal akanan.
Komentar
Posting Komentar