Frame Berfikir Marxian
Marxisme mendakwa situasi sosial/lingkungan yang akan menentukan kesadaran seseorang. Ini menjadi kunci yang memudahkan kita dalam mengetahui frame berfikir seseorang. Semisal dalam lingkungan sosial yang serba cukup, tak kekurangan seorang pengusaha akan berfikir liberal dengan ciri individualis, dll. Hal yang sebaliknya terjadi di kalangan buruh dimana situasi kerja dan upah yang sedikit akan menjadi komunal.
Yang menarik adalah, bagaimana apabila dalam situasi tertentu terjadi sesuatu yang sebaliknya, apabila petani tak bertanah justru berfikir liberal misalnya. Nah, penyimpangan itu disebut false consciousness. Ini yang menjadi pokok bahasan Frankfurt School seperti yang dibahas oleh Walter Benjamin, Theodore Adorno, Habermas, dkk. Mereka masing-masing mereinterpretasi gagasan Marx yang tidak melihat bahwa faktor budaya adalah sumber masalah/ pokok bahasan yang penting.
Dari paparan dua paragraf di atas, kita menangkap tiga kata kunci yakni, determinasi lingkungan, false consciousness, serta determinasi budaya. Saya tidak ingin melihat mana yang lebih benar, namun saya kira landasan epistemologis ini harus kita cukup difahami sebelum jauh berpetualang ke dalam pemikiran marxisme. Bahwa kedua hal; determinasi lingkungan dan budaya adalah dua kenyataan konsep yang mewarnai dunia marxisme kita dewasa ini. Dua frame yang ada, meskipun bertolak belakang.
Salatiga, Musim Hujan 2016
Komentar
Posting Komentar