Sejarah Riset di Indonesia
Penelitian sosial semarak lagi seiring perkembangan media digital serta tumbuhnya institusi percetakan, penerbitan dan sponsorship. Pun begitu, riset berbasis sosial ini menyisakan banyak kesangsian bagi perkembangan keilmuan sebab seringkali ia berhenti pada tahap riset untuk riset itu sendiri. Stagnansi ini tentu mengecewakan, karena disiplin keilmuan yang seharusnya strategis dan dinantikan kiprahnya di masyarakat justru terokupasi dan menghamba kepentingan prestise dan komersial. Alih-alih menjadi corong fungsi lembaga riset justru berhenti di depan pintu rekayasa sosial/ social engineering.
Kegagalan lembaga-lembaga riset di tanah air yang mengambil nama-nama tokoh dengan membubuhi nama Institute atau semacamnya ini tentu saja mengundang kutuk di kancah masyarakat. Pengembangan ilmu, metode dengan pendekatan yang dengan susah payah dikembangkan untuk dilakukan aksi dan praktik kebenaran, ternyata hasilnya diserahkan kepada pihak-pihak yang membayar. Inilah periode yang dapat kita nyatakan sebagai 'kemandegan' disiplin sosial. Apa artinya renda-renda kesenian kalau lepas derita lingkungan?, Apa artinya berfikir? Serpeti macam Syair Rendra saja!
Left Postmodernism dan Orientasi Risetnya
Meluruskan Orientasi Riset Marxis
Menggejalanya kajian kiri dan Marxisme di Indonesia tidak bisa ditahan
semenjak era paska reformasi. Arsip marxist di internet atau buku-buku
seperti mendapat angin yang tidak dapat dibendung ke tengah-tengah
pubik. Kampus sebagai institusi negara yang selama ini kering dari
kajian-kajian marxist, menumbuhkan generasi intelektual muda yang
terlepas dari tradisi keilmuan kampus yang monoton-liberal.
Komentar
Posting Komentar