Menilai Sebuah Tulisan
Sebuah tulisan lahir melalui proses kreatif masing-masing. Saat teknologi memungkinkan teks mudah dibuat sangat gampang, teks dibuat dan diketik oleh baik penulis terkenal, atau amatiran. Hari-hari ini semakin mudah kita akses hasil tulisan baik berupa cetak atau digital. Dalam memperoleh informasi bahkan setiap detik, menit dan jam, tulisan seperti ide yang berhamburan di sekitar kita dari gadget, televisi, radio, koran, bahkan dari pal listrik samping rumah.
Para penulis mungkin sekali muncul kapan dan dimana saja secara cepat. Tapi, betulkah semua penulis dan informasi itu sama secara kualitas? Tentu tidak, semua informasi sangat tergantung pada sumber informasi. Kita perlu berhati-hati dalam menilai dan arti penting tulisan itu. Karena, kita semua adalah obyek sekaligus subyek, pembaca sekaligus penulis dari tulisan.
Tulisan yang ada saat-saat ini menuntut kita jeli dalam menilai sebuah tulisan. Tulisan baik artikel, esai, novel, cerpen atau apapun bentuknya. Satu kriteria yang akhir-akhir ini saya pikir menjadi pembeda antara tulisan 'konyol' dengan serius adalah perihal pentingnya seorang informan (sumber informasi) yang menguasai kerunutan logika, dimulai dari kerangka teoritik yang digunakanberikut dalil yang harus ditaati dalam menulis sehingga, ia tidak hanya membantu pembaca menjelajahi informasi baru, tetapi juga membantu menata pikirannya. Ini akan saya maksud sebagai 'jiwa tulisan'.
Tulisan yang ada saat-saat ini menuntut kita jeli dalam menilai sebuah tulisan. Tulisan baik artikel, esai, novel, cerpen atau apapun bentuknya. Satu kriteria yang akhir-akhir ini saya pikir menjadi pembeda antara tulisan 'konyol' dengan serius adalah perihal pentingnya seorang informan (sumber informasi) yang menguasai kerunutan logika, dimulai dari kerangka teoritik yang digunakanberikut dalil yang harus ditaati dalam menulis sehingga, ia tidak hanya membantu pembaca menjelajahi informasi baru, tetapi juga membantu menata pikirannya. Ini akan saya maksud sebagai 'jiwa tulisan'.
Tulisan Pragmatis
Pragmatisme Dewey berkeyakinan, selama sesuatu itu memberikan manfaat akan dianggap baik. Ideologi tulisan koran yang mengejar oplah dan penjualan rawan menganut ini dan jumlahnya sangat banyak, seperti artikel-artikel berikut Rhoma Irama Mati dan Fatin di beberapa koran yang ternyata hanya sama nama, namun esensi personalnya bukanlah artis yang diinginkan pembaca koran.
Bagaimanapun tulisan Tere Liye tentang negeri para bedebah misalnya, hanyalah celoteh-celoteh yang hanya bombas, namun secara kelogisan masih jauh dari baik dan benar. Tere hanya orang yang asal menulis, namun jauh dari kapasitasnya untuk disebut mampu menjiwai semangat novel yang runut secara logika. Tulisan yang baik menuntut kaidah harus terjadi 'sinkronisasi' antara hukum epistemologis dengan kerangka pikir yang dipakai. Negeri para bedebah dengan gaya tulisan yang tarikannya sekedar pisuhan, adalah punya derajat yang sama dengan level koran tentang Fatin dan Rhoma itu. Jenis tulisan itu hanya dibaca dan menghibur namun gagal memenuhi tuntutan logikal secara inheren.
Bagaimanapun tulisan Tere Liye tentang negeri para bedebah misalnya, hanyalah celoteh-celoteh yang hanya bombas, namun secara kelogisan masih jauh dari baik dan benar. Tere hanya orang yang asal menulis, namun jauh dari kapasitasnya untuk disebut mampu menjiwai semangat novel yang runut secara logika. Tulisan yang baik menuntut kaidah harus terjadi 'sinkronisasi' antara hukum epistemologis dengan kerangka pikir yang dipakai. Negeri para bedebah dengan gaya tulisan yang tarikannya sekedar pisuhan, adalah punya derajat yang sama dengan level koran tentang Fatin dan Rhoma itu. Jenis tulisan itu hanya dibaca dan menghibur namun gagal memenuhi tuntutan logikal secara inheren.
Saya ingin melihat kehati-hatian Pram dalam setiap tulisannya dimana hukum dialektika materialis dan historis terus ia pakai secara runtut dan efisien dalam setiap karyanya. Pram dalam setiap kalimat dalam bukunya adalah eksplorasi rigid dari hukum yang ia kembangkan - materialisme historis dan dialektika materialis. Akhirnya, kita perlu menulis, namun tidak asal-asalan. Kita perlu menulis dipandu teori dan hukum yang dipakai dalam tulisan kita. Bahwa kerangka/frame berfikir adalah nabi yang tidak pernah bohong mereferensikan seorang penulis, menggunakan hanya pendekatan asal indah, atau betul-betul dijiwai semangat ilmiah.
Komentar
Posting Komentar