Mendedah Pernikahan dalam Kapitalisme
Aku telah menemui perempuan-perempuan yang bisa kucintai atau telah kucintai. Sementara dalam hukum manusia sebagai laki-laki aku harus memilih satu untuk dijadikan isteri. Aku pimir ini lucu, meski kadang juga ingin kumenjalin relasi dengan mereka berharap salah satunya akan kuperisteri.
Hidup disanding kapitalisme dengan hukum-hukumnya berarti mengenali bagaimana lekuk-liuk dimana kita harus mencoba bersikap. Permodalan yang kuasa juga telah menguasai hubungan laki dan perempuan sebagai relasi ekonomi. Cinta laki-laki dan perempuan telah terdeterminasi di bawah sistem ini. Ini seringkali tidak kita sadari.
Uang dan kepemilikan modal adalah prasyarat dimana relasi kuasa dan politik hubungan cinta terjalin. Properti dan kepemilikan kemudian adalah material yang menjadi ukuran seberapa mungkin mereka berkuasa atas orang lain/pasangan. Semakin kuat dan monopolis seseorang berelasi dalam kerangka kepemilikan ini, semakin dominan seseorang dapat mengarahkan hubungan cintanya mau kemana.
Jadi, kesimpulannya adalah kesadaran bahwa kita dapat mendeterminasi hubungan dengan orang lain dengan kuasa kita atas kepemilikan uang. Seperti mata pancing dengan umpannya, relasi yang berhasil kita jalin kemudian akan menjadi hubungan transaksional manakala kita berhasil mengarahkan hubungan menjadi tuan-budak.
Komentar
Posting Komentar