Tentang Penulisan dan Sedikit Analisa Materialis yang Belum Tuntas

Ini tulisan baru di blog setelah lama nggak nulis. Tak perlu kuceritakan satu persatu, alasan abstrak "terlalu banyak masalah," kurasa cukup menjelaskan latarbelakang kenapa kembali aku mesti menulis. Dan untuk mendukung iktikadku tersebut, beberapa hari ini memaksa membaca buku Arswendo A. yang kudapatkan dari toko buku bekas Pak Min beberapa waktu lalu yang berjudul, "Mengarang itu Mudah". Selanjutnya, aku harus baca pula beberapa buku tentang kaidah penulisan dari penulis teknik menulis lain seperti Gorys Keraf atau lainnya. 

Ah, sebetulnya tentang buku-buku dengan model tersebut, dulu waktu muda juga aku pernah baca buku dengan judul alay seperti, "Bagaimana Menjadi Penulis Ngetop," atau buku lain yang masih sekelamin dengannya. Dan actually,  buku seperti itu kukira tak cukup signifikan dalam merangsang minat menulis, karena materinya terlalu idealis. Pun begitu, setidaknya materi dari buku tersebut cukup memberi gambaran bahwa aku berani dan sebetulnya bisa menulis meskipun tidak profesional sehingga disukai, menjadi buku yang layak terbit, atau menjadikan tulisanku banyak dimuat dan dibaca orang lain. 

Kupikir, material bacaan langsung dalam bentuk buku atau novel dari penulis dengan tema yang kita sukai lebih berpengaruh untukku agar aku menulis. Saat kubaca novel-novel atau buku yang baik dan menyentuhku, aku merasa tertarik dengan gaya bahasa penulis tersebut memaparkan sesuatu. Lebih jauh, tidak hanya kesenangan, penulis yang baik kukira juga berhasil mendorong gagasan kepada pembaca tanpa kita menyadari bahwa ia mengindoktrinasikan sebuah ide. Beberapa orang dengan kemampuan kepenulisan yang menarikku seperti Alm. E. Subangun, Pram, Widji Thukul, Dhaniel Dhakidae, dan Aswab Mahasin, sangat mempengaruhiku. Mereka seperti memiliki cara tertentu untuk mengungkapkan idenya, dengan caranya sendiri.

Beberapa hal yang mungkin ada dan ingin kujelajahi dalam tulisanku adalah, yang mengulik tentang detail, kompleks (karena ada landas teori), sedikit sastrawi, terkait dengan problem riil, namun tetap sederhana dan bisa dimengerti. Aku ingat quotes Gorki bahwa, menulis bagi kanak-kanak atau dewasa sama saja, bahwa tulisan yang baik perlu sederhana.

Sejauh ini, aku merasa keahlianku menulis masih sangat jauh dari baik, tapi aku perlu mencoba. Sedikitnya aku punya koleksi buku ribuan jumlahnya dan aku memiliki fasilitas untuk menuliskannya. Aku merasa masalahku kini tinggal kegigihan dan upayaku sendiri. Kalau beberapa waktu lalu, keinginanku menulis cepat patah, kini aku sadar bahwa benar yang diaktakan Lefebre bahwa, setelah tahun 1970-an dunia memasuki era informasi. Kita adalah televisi-televisi yang bisa saja mengiklan atau membuat ikon sehingga dapat mempersuasi orang lain, bahkan budaya bagi suatu negeri. 

Tinggal, tergantung seberapa jauh kita memanfaatkan apa yang kita miliki seperti alat produksi buku, gadget, teman cerita atau komputer, atau laptop yang kita miliki.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMI MENUNTUT MANAJEMEN PERUSAHAAN PMS MEMENUHI HAK-HAK KAMI!

Sinopsis dan Renungan Drama Tragedi: Romeo and Juliet

Sinopsis Novel Victor Hugo : Si Bongkok dari Notre-Dame