Krisis Ekonomi dan Potensi Aliansi Neo-Fasisme dan Golongan Kanan

Dalam susahnya memenuhi kebutuhan sekedar subsisten, propaganda-propaganda irasional disetel oleh kelompok fasis dan golongan kanan. Dengan isu menggebuk kiri yang sudah mati dihidupkan lagi seolah-olah mereka kembali eksis, menyelimut dan hendak menyerang keutuhan negara. Mereka adalah penjaga dan benteng nasional yang akan menghadang karena kiri hendak menyerang. Konyolnya, kiri yang mereka duga senyatanya nihil! Kalau toh ada, terserak dari kegagalan reformasi oleh kelas menengah pada tahun 1998 lalu. 

Lantas, bagaimana menjelaskan geliat fasisme yang telah runtuh secara formal dengan dicabutnya dwi fungsi, tapi jejak dan tubuhnya masih kekar dan kembali ingin naik panggung. Adalah argumen Sosiolog Politik Duverger yang bisa kita catut bahwa tak banyak argumen rasional yang digunakan dalam fasisme untuk mengarsiteki segala ambisinya. Mereka hanya membutuhkan kepatuhan, ya siyap laksanakan! Berbeda dengan kiri yang sangat membutuhkan argumentasi untuk melakukan rasionalisasi tindakan. Inilah kondisi khas dari partai fasis menurut Duverger.

Krisis ekonomi adalah air bagi tumbuhnya gurita fasisme**. Lebih lanjut situasi di negara yang secara ekonomi masih terbelakang dan teknologi industri lemah seperti Indonesia, potensi fasisme ini akan dengan mudah tersebar. Adalah Duverger menganalisa bahwa dalam masyarakat yang terbelakang sekali atau maju sekali fasisme akan beredar. Dengan keahliannya memainkan propaganda seperti pada masa lalu dimana Soekarno yang notabene kuat lahir-batin pun, sekonyong-konyong hengkang dari kursi presiden. Hal mana tengah diusahakan oleh fasisme dengan memanfaatkan sipil religius mereka tengah merancang  tangga kekuasaan.

Yang menakutkan bagi hidup hari ini adalah ancaman krisis ekonomi yang membayang karena monopoli multinasional yang modal dan barangnya beroverproduksi diberikan jalan rezim untuk menyerap kekayaan negeri dan mempelonco feodalisme tua yang loyo ditengah deru ekskavator dan android. Adalah bisa jadi, potensi ketidakpuasan politik ini akan mengemuka dan membesar, sehingga kekerasan kembali menemukan tempat.

_________
*Duverger, Parpol dan Kelompok-kelompok penekan, terbitan tahun 1977. Di dalamnya ia menguraikan beragam alam hidup partai politik dan model-model kehidupannya dari seluruh dunia.
**Sedikit saya memodifikasi apa yang dimaksudkan Dawam tentang kapitalisme dan pasar dalam bukunya  Kapitalisme Dulu dan Sekarang  tahun 1987]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KAMI MENUNTUT MANAJEMEN PERUSAHAAN PMS MEMENUHI HAK-HAK KAMI!

Sinopsis dan Renungan Drama Tragedi: Romeo and Juliet

Sinopsis Novel Victor Hugo : Si Bongkok dari Notre-Dame