Menjadi Radikal atau Nothing
Hari ini aku ke Ungaran dimana disana ada sebuah undangan dialog terbatas yang membahas sebuah kebinakan yang perlu kejelian. Seorang dosen di sebuah universitas katolik, seorang analis hukum, dan dari sebuah organisasi lingkungan hidup menjadi pembicara. Sementara itu, saya dan beberapa teman dari pegiat LSM adalah pendengar selain mahasiswa yang diwajibkan ikut dalam dialog tersebut. Dialog tersebut membuatku sadar bahwa tuntutan petani atas tanah dan konflik yang muncul tidak mudah untuk dipecahkan. Sebuah kebijakan bisa berimplikasi perpecahan diantara pegiat agraria. Bagi mereka di basis konflik tanah, jalan radikal adalah pilihan tepat. Penindasan yang dihadapi telah membukakan mata mereka betapa tidak ada jalan bagi kompromi. Sementara di daerah yang damai lebih memilih alternatif yang moderat. Sebuah kebijakan berusaha akan dimainkan, seperti mundur selangkah untuk maju beberapa langkah, meskipun hasil akhirnya lebih banyak mengecewakan. Sementara, sisanya adalah pendukung ke...