Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2016

Boueorgeuis Democracy and the Lobbyist Gang

End of Orde Baru era, liberalism economic system heading bankruptcy by falling rupiah and highest dollar value in international money bursa. The economic crisis makes the people live in poor and poverty condition. The bad economic conditions orbiting mass demonstrations by youth and scholar. At Jakarta and other city, they want a new changes in leadership state structure and called reformation movement. The reformation movement won their wants. After General Soeharto end his imperium at 1997/1998, today Indonesia is starting to enjoy democracy system. At this, i want clearing that the democracy after Soeharto isn't a clear democracy, but the boueorgeuis democracy. It signed by many new non-governmental organization, army barracked, corporate rulling the life, and free election. Political System After Soeharto And then, in this article i will explaining how the end of Soeharto era makes impact on political system . First is, end of monopoly of winner at election by Golkar that ...

Manusia Goblok dan Realitas yang Membentuknya

Otak manusia diciptakan sama dengan yang lain dalam potensi berkembang dan kecerdasannya. Hanya saja, hidup telah menemukan kita dengan fakta jika ada manusia yang bodoh dan tidak sanggup untuk berfikir. Kenyataan kondisi ini tentu sesuatu yang perlu bagi kita untuk mempertanyakan lebih lanjut, dalam kondisi seperti apa seorang manusia itu lahir dan berkembang. Kalau boleh dipercaya bahwa keberadaan fasilitas yang menunjang bagi perkembangan seorang individu untuk mandiri adalah sesuatu yang mutlak bagi munculnya generasi yang cerdas, desa tentu kurang dari fasilitas macam tadi. Meskipun sarana-sarana kota ala barat kemudian telah diadopsi seperti dengan mulai masuknya listrik, teknologi dan semacamnya namun hal tersebut tidak menstimulasi kapasitas berfikir anak-anak desa. Nah, kebodohan struktual ini bisa di dekati dari dua pendekatan. Pertama adalah pendekatan ala mazhab kritis dan kedua adalah pendekatan dengan corak materialis. Kedua paradigma ini adalah pilihan yang bisa jadi ...

Terluka Akhir Pekan

Dan setiap kita jauh dari peluk-cium disulap menjadi luka biru lebam. Senyumku kecut saat kau memandangiku dalam tanya. Tertawa kalian di akhir pekan sebelum liburan membunuhmu dalam kesepian terasing... Ooh Traveling.. Dijauhkan kau dari mengenali dirimu. Dari nilai keberadaan yang setiap orang perlu bawa jelang mati. Anak dan orang tua yang lain berpestapora dalam liburan.. seakan fixed? Oh tidak Kita yang merdeka.. Setia dalam kesepian dan memeluknya erat, semakin erat. Bandungan, Mei 2016